CONTOH/STUDI KASUS ICT PERTANIAN: Prakiraan Cuaca dan Resiko Bertani (Turki)

Sebuah proyek yang dilaksanakan oleh Pemerintah Turki bekerja sama dengan lembaga donor internasional adalah model percontohan peramalan cuaca lokal.[1] Alih-alih memusatkan fokus pada data agregat dan berskala nasional, proyek ini, yang dilaksanakan oleh Agriculture Directorate of Kastamonu Province, berfokus pada kondisi mikroklimat. Berguna untuk memantau penyebaran hama dan penyakit secara akurat dan meningkatkan produktivitas.

Masalah dan Teknologi

Sebagian besar petani di Kastamonu memiliki kebun buah, yang sangat rentan terhadap embun beku dan hama. Sebelum proyek dimulai, petani hanya memiliki sedikit waktu untuk bereaksi terhadap cuaca yang bisa membahayakan kebun mereka, karena prakiraan cuaca nasional untuk hari berikutnya disiarkan di malam hari (radio FM dan internet broadband tidak tersedia). Dengan kondisi ini, telepon genggam yang memiliki kemampuan SMS adalah alat TIK/ICT yang paling sesuai untuk proyek teknologi di pertanian ini.

Perkiraan cuaca agregat pada skala nasional kurang berguna untuk pengelolaan hama dan pencegahan embun beku di lokasi pedesaan. Kondisi lokal dan spesifik sangat bervariasi mulai dari peternakan sampai pertanian, tergantung pada variabel kelembaban, penguapan, jenis tanaman, dan kesuburan tanah. Selain itu, cuaca pedesaan seringkali beberapa derajat lebih dingin daripada cuaca perkotaan dimana data prakiraan paling banyak diambil.

Direktorat provinsi membentuk lima stasiun meteorologi mini di daerah pedesaan di seluruh provinsi. Stasiun mengumpulkan data tentang variabel seperti suhu, presipitasi, angin, kelembaban daun, dan kelembaban tanah, yang sebagian besar tidak dikumpulkan di tingkat nasional. Selain stasiun ini, provinsi memiliki 14 kebun referensi dimana suhu diukur dan siklus hama dipantau. Pemantauan siklus hidup hama, bersamaan dengan pengumpulan data iklim, memungkinkan peneliti untuk memprediksi wabah penyakit dan penyebaran hama secara lebih tepat, karena pematangan hama sangat bergantung pada kondisi lingkungan.

Dengan indikator cuaca lokal yang disebarluaskan setiap hari melalui SMS, produsen dapat menerapkan pestisida hanya bila diperlukan dan dalam jumlah yang sesuai. Dalam dua tahun pertama proyek tersebut, biaya petani turun drastis. Aplikasi pestisida turun 50 persen dalam satu tahun, menghemat biaya petani sekitar US $ 2 per pohon. Mengingat ukuran kebun buah, biaya produksi secara keseluruhan bisa dikurangi sebanyak US $ 1 juta setiap tahunnya.

Desain serupa digunakan untuk mencegah kerusakan akibat salju. Perubahan iklim dan suhu yang berubah telah meningkatkan salju musim semi di Provinsi Kastamonu. Jika stasiun meteorologi mengukur suhu di bawah normal, pelanggan dengan personal digital assistant (PDA) dan telepon seluler menerima peringatan pada pukul 16.00, memberi mereka waktu yang cukup untuk bersiap menghadapi serangan dingin.

Bukti Dampak Sederhana

Meskipun proyek tersebut belum melalui penilaian yang ketat, bukti sederhana jelas menunjukkan keberhasilannya. Cara yang dipilih untuk menyebarkan informasi sangat penting bagi keberhasilan proyek, karena aplikasi mobile sesuai dengan kapasitas teknologi di wilayah tersebut. Diseminasi dan strategi penyadaran lainnya meningkatkan visibilitas proyek, termasuk oleh media massa, kepala desa, dan bentuk interaksi dan kepemimpinan lainnya. Rupanya prakiraan cuaca memiliki efek riak/ripple yang umum terjadi pada proyek ICT lainnya, karena mereka yang menerima layanan tersebut berbagi informasi dengan keluarga dan tetangga yang belum tahu. Petani yang berpartisipasi dalam proyek tersebut berhasil menanam dan melindungi hasil panen mereka. Dari 500 petani yang tersentuh saluran informasi ini, tidak ada yang mengalami kehilangan panen dari embun beku, sebaliknya bagi petani yang tidak menerima layanan tersebut.

Meningkatkan Skala dan Mempertahankan Manfaat

Proyek ini bisa ditingkatkan (scale up), namun biaya menjadi kendala. Selama dua tahun pertama, biaya proyek cukup rendah. Kelima stasiun, telekomunikasi, perangkat lunak, dan biaya pemeliharaan sistem sekitar US $ 40.000. Biaya naik seiring waktu, saat pembiayaan lembaga donor berakhir dan perubahan kondisi iklim (yang membutuhkan, misalnya, perubahan pada sistem agar memasukkan variabel lain).

Beberapa strategi dapat mengurangi biaya yang dibebankan kepada pemerintah setelah dana dari luar berakhir. Misalnya, pemerintah bisa bermitra dengan sektor swasta. Perusahaan yang tertarik pada pasar domestik atau ekspor untuk tanaman di daerah tersebut mungkin memiliki insentif untuk mendanai beberapa teknologi atau mengembangkan kontennya. Pendapatan juga dapat dikumpulkan melalui sedikit biaya berlangganan yang kecil atau bertingkat (prakiraan cuaca harian di Provinsi Kastamonu saat ini gratis).

Skalabilitas juga sulit karena sifat dari proyek khusus ini. Informasi iklim spesifik lokasi lebih mahal daripada prediksi suhu agregat. Selain itu, daerah lain akan menghasilkan tanaman yang rentan terhadap spektrum stres hayati dan iklim yang berbeda, sehingga masing-masing kelompok sasaran terbilang kecil. Salah satu cara untuk mengurangi biaya ini dan memperluas cakupan program serupa adalah dengan memfokuskan diri pada panen atau ternak yang diproduksi paling banyak atau yang bernilai tinggi.

Mentransfer sistem peringatan dini semacam ini ke negara-negara Asia Tengah seperti yang direncanakan oleh Bank Dunia dapat menimbulkan tantangan tertentu. Sistem meteorologi nasional Turki lebih maju daripada sistem sebagian besar tetangganya. Gambar resolusi tinggi dan kemampuan nasional untuk peramalan cuaca diperlukan sebelumnya untuk mencapai tingkat lokal. Karena satelit global menyediakan informasi iklim dasar secara gratis, satelit mungkin bisa mengisi kesenjangan teknologi di beberapa negara, namun resolusinya rendah. Strategi alternatif seperti pemodelan iklim telah berhasil di Amerika Latin dan Afrika, namun strategi ini belum diuji secara empiris untuk efektivitasnya dalam meramalkan cuaca. Bukti sederhana juga menunjukkan bahwa kapasitas teknologi bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi keberhasilan. Kapasitas kelembagaan sama pentingnya. Komitmen tinggi pemerintah daerah terhadap proyek dan penerapan yang konsisten sangat penting untuk membangun kepercayaan klien dan memastikan bahwa teknologi tersebut digunakan dengan tepat.

KOTAK 3.4: Ponsel, Pertanian, dan Gender

Komunitas pengembang teknologi yang lebih besar menyadari pentingnya menekankan kesempatan dan manfaat yang setara bagi kedua jenis gender (misalnya, lihat Gender and Agriculture Sourcebook) – sebuah prinsip yang mendukung penggunaan ICT di bidang pertanian juga. Akses dan penggunaan TIK seringkali tidak setara, wanita biasanya mengalami konsekuensi lebih negatif. Namun, dalam beberapa kasus, ICT telah digunakan untuk memberi manfaat bagi pertanian sambil memberdayakan perempuan.

Kenya adalah negara dengan 5 juta petani, mulai dari petani sub-sisten terkecil hingga petani industri besar. Kenya juga menjadi tempat inovasi teknologi seperti M-Farm, sebuah layanan bergerak yang bertujuan memperbaiki sektor pertanian Kenya dengan menghubungkan petani satu sama lain, karena kolaborasi peer-to-peer dapat memperbaiki informasi pasar dan meningkatkan kesempatan belajar.

Berdasarkan kebutuhan tradisional petani, seperti kebutuhan akan harga pasar dan informasi cuaca, M-Farm adalah layanan berlangganan yang relatif baru yang juga bekerja dengan institusi yang lebih besar, seperti LSM dan pemerintah, untuk menghubungkan mereka dengan petani. Ide ini dihasilkan di IPO48, sebuah “boot camp” akhir pekan di mana para pakar teknologi dan pengusaha menggiring bisnis dari ide ke produk awal hanya dalam 48 jam.

M-Farm, yang diciptakan oleh AkiraChix (tim pengembang yang semuanya perempuan yang sekarang menjalankan proyek ini secara waktu penuh) memenangkan hadiah pertama di kompetisi IPO48 2010 dengan hadiah lebih dari US $ 10.000. AkiraChix juga merupakan penerima hibah infoDev/Bank Dunia untuk memfasilitasi acara jejaring bulanan bagi pengusaha dan pengembang seluler di Nairobi.

Jejaring dan insentif seperti IPO48 telah terbukti penting untuk memfasilitasi penciptaan bisnis berkelanjutan yang cepat berdasarkan perangkat bergerak (mobile) dan pemberdayaan perempuan. Meskipun IPO48 dan M-Farm masih baru dan dampaknya masih terbatas, namun diharapkan dapat menghasilkan perbaikan luas dalam pemasaran pertanian, terutama untuk perempuan.

Program Village Phone dari International Finance Corporation (IFC) mungkin juga menguntungkan perempuan pedesaan. Program ini menyediakan pinjaman mikro untuk pengusaha pedesaan yang membeli ponsel, antena jarak jauh, pengisi daya bertenaga matahari, dan airtime. Penerima mendapatkan penghasilan dengan mengoperasikan kios telepon di daerah-daerah yang terlayani oleh jaringan bergerak.

Tipikal dalam keuangan mikro, penerima pinjaman sebagian besar wanita. Sejak dimulainya program ini, hampir 6.000 perempuan telah menerima pinjaman dan mendekati 10.000 orang telah dilatih di negara-negara seperti Madagaskar, Malawi, dan Nigeria.


[1] Mengacu pada Bank Dunia (2010) dan komunikasi dengan H. Agah, Senior Rural Development Specialist, Bank Dunia (wawancara dengan C. Belden, Agriculture and Rural Development, Bank Dunia, 22 Maret 2011).

REFERENSI

  • IFC Advisory Services. 2011. Kilimo Salama: Index-Based Agriculture Insurance: A Product Design Case Study. Washington, D.C. http://www.ifc.org/ifcext/globalfm.nsf/AttachmentsByTitle/Kilimo+Salama%E2%80%93Index-based+Agriculture+Insurance/$FILE/Kilimo+Salama%E2%80%93Indexbased+Agriculture+Insurance-Final.pdf
  • World Bank. 2010. “New Uses for Global Forecasts: FY 10 ECA Innovation Grant.” Istanbul.