CONTOH/STUDI KASUS ICT PERTANIAN: Ponsel Sebagai Inti Virtual Market Esoko (Afrika)

Esoko (https://esoko.com/) (yang dimulai sebagai TradeNet pada tahun 2005) adalah layanan informasi pasar yang menyediakan informasi harga dan pasar virtual bagi pembeli dan penjual komoditas pertanian melalui telepon seluler dan internet.[1] Mark Davies, seorang pengusaha teknologi Inggris yang sukses yang juga mengelola pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)/ICT (Information and Communication Technology) terbesar di Ghana, BusyLab, mendirikan Esoko.[2] Sejak saat itu, Esoko telah menjadi salah satu layanan pertanian paling sukses di Afrika dengan menggunakan ICT. Teknologi Esoko digunakan di sembilan negara Afrika dan berkembang dengan cepat. Ponsel sebagai teknologi utama.

Layanan

Esoko menyediakan empat layanan utama:

  • Umpan pasar langsung (direct market feedback). Pemberitahuan melalui SMS secara real-time terkait harga pasar dan suplai yang dikirimkan secara otomatis ke pelanggan Esoko. Pengguna bisa mengirimkan penawaran langsung ke sistem dengan menggunakan SMS.
  • Pemasaran dan penyuluhan melalui SMS. Layanan ini difokuskan bagi grup pengguna khusus atau untuk mengirim pesan penyuluhan, yang sangat mengurangi biaya perjalanan dan komunikasi.
  • Polling pelacakan. Dapat membuat polling SMS secara otomatis untuk aktivitas lapangan yang digunakan untuk melacak persediaan dan kegiatan panen (di antaranya) dan memantau serta melaporkan siklus tanam dan hasil panen.
  • Profil daring dan pemasaran. Semua pengguna dapat memiliki ruang web yang dapat disesuaikan untuk mengiklankan barang dan layanan mereka. Ruang web ini dapat diperbarui dengan menggunakan layanan pengelolaan konten mobile2web Esoko.

Partisipan sepanjang rantai nilai pertanian dapat bertukar informasi pasar secara real-time. Petani menerima permintaan terbaru, harga pangan, dan lokasi gerai benih dan pupuk secara langsung di telepon genggam mereka. Bisnis dapat melacak bagaimana produk mereka digunakan dan memasarkan diri mereka kepada pelanggan baru. Asosiasi dan pemerintah dapat berbagi informasi penting dengan ribuan pengguna dengan menggunakan fitur sederhana untuk pesan teks masal.

Siapapun di dunia bisa mengunjungi esoko.com dan mendaftar untuk mendapatkan akun gratis. Di sana, selain terdapat 800.000 info harga dari ratusan pasar, pengguna akan menemukan pustaka sumber daya dan ribuan anggota yang menawarkan untuk membeli dan menjual produk pertanian. Harga dan transaksi juga tersedia melalui saluran SMS universal, dan untuk ponsel yang sedikit lebih canggih, aplikasi yang dapat diunduh menawarkan fungsi tambahan. Pengguna bahkan bisa menerima pemberitahuan SMS otomatis untuk komoditas tertentu di pasar tertentu (kotak 3.5). Karena siapa pun yang memiliki ponsel dapat mengirimkan penawaran ke situs web melalui SMS, petani kecil dapat menjangkau khalayak yang jauh lebih luas daripada biasanya. Pengguna Esoko juga memiliki posisi yang lebih baik untuk bernegosiasi dengan pembeli karena pengetahuan mereka yang lebih baik mengenai harga di pasar lain.

Esoko menawarkan sesi pelatihan dan strategi tentang bagaimana cara menggunakan platform dan dapat memberikan layanan pelanggan untuk kelompok tani. Perusahaan juga menerbitkan indeks komoditas pertama di Afrika. Alat canggih ini memastikan bahwa petani diberi kompensasi yang cukup besar untuk komoditas mereka, karena commodity exchange secara formal sangat langka di benua ini. Perusahaan awalnya menerbitkan dua indeks yang menyediakan harga untuk 12 komoditas pertanian di 7 pasar di Ghana.

KOTAK 3.5: Transaksi Esoko

Begini cara kerjanya: Seorang petani di Ghana utara menjual 20 ton millet. Petani tersebut mengetik teks SELL MILO 20MT ke nomor internasional TradeNet, dan informasi itu diproses oleh perangkat lunak dan segera dipublikasikan di situs web. Rincian yang sama juga didistribusikan ke setiap pengguna lain yang telah mendaftar untuk menerima pemberitahuan tentang millet dijual di Ghana.
Sumber: Dikutip dari Bartlett 2008.

Dampak

Dampak dari informasi ini pada pedagang, eksportir, pengangkut, pemasok, dan pihak lain dalam rantai nilai pertanian masih harus diteliti. Layanan ini diyakini memiliki potensi untuk mengurangi in-efisiensi dalam rantai nilai. Misalnya, eksportir biasanya butuh waktu 60 hari dan tenaga/pekerja 5 orang untuk mengumpulkan komoditas produk/tanaman, namun dengan teknologi Esoko, proses pengadaan ini hanya memerlukan 31 hari dan 3 orang, meningkatkan market share harga ekspor pedagang dan petani. Uji lapangan gratis pada petani menghasilkan bukti peningkatan pendapatan 20-40 persen (dilaporkan sendiri). Enam puluh delapan persen petani mengatakan bahwa mereka bersedia membayar layanan tersebut; setiap petani yang menerima informasi akan meneruskannya ke 10 petani lain.

Membangun dan Mempertahankan Model Bisnis

Gagasan yang mendorong model ini adalah kebanyakan bisnis dalam rantai nilai pertanian mengumpulkan dan mengirimkan data mereka sendiri; Esoko akan menyediakan alat, platform dan co-opt business untuk menghasilkan konten bagi platform. Esoko memberikan insentif untuk memperoleh informasi, dengan menggunakan target dan bonus. Model pendapatan mereka didasarkan pada tingkat langganan (perunggu, perak, emas, platinum), masing-masing dengan struktur harga berbeda dan gabungan konten dan tools sendiri.

Untuk berlangganan seharga US $ 1 per bulan (mulai tahun 2011), petani secara otomatis menerima informasi mengenai komoditas, pasar, dan topik menarik lainnya. Dalam mengembangkan model untuk menjual informasi kepada petani, Esoko menghadapi beberapa tantangan. Petani tersebar luas di lapangan dan sulit dijangkau. Sulit untuk mengukur nilai pasti yang diterima petani dari layanan.

Esoko menyediakan fungsionalitas tambahan untuk pengguna lain, termasuk organisasi yang ingin menyesuaikan teknologi untuk kebutuhan khusus mereka. Misalnya, pelanggan yang membayar dapat mengakses tool rantai pasokan Esoko, yang memungkinkan kegiatan panen dilacak dan ditelusuri. Mark Davies (dikutip dalam Magada 2009) percaya bahwa pendekatan holistik ini, yang bertentangan dengan hanya memberikan informasi harga, adalah kunci:

“Saat menjalankan TradeNet, kami menyadari bahwa ada kebutuhan akan platform untuk mengintegrasikan keseluruhan rantai pasokan, bukan hanya menyediakan harga… Kami kehilangan tujuan jika tidak mengintegrasikan keseluruhan industri.”

Tapi skala ini membutuhkan investasi yang signifikan; Sementara Davis memulai bisnis dengan uang pribadi US $ 600.000 dan US $ 200.000 dari para donor, dia menyarankan agar peluncurannya secara nasional diawali dengan dana sebesar US $ 1 juta. Uang digunakan untuk perangkat keras baru, dan staf untuk mengoperasikan perangkat keras dan bekerja di pasar komoditas untuk mengumpulkan harga dan berita. Untuk mendukung kegiatan ini, selain langganan berjenjang yang disebutkan di atas, Esoko mengejar kemitraan publik-swasta (Donner 2009). Kemitraan adalah kunci, dengan pemerintah, donor, dan Esoko Networks, sekelompok perusahaan afiliasi, yang menggunakan dan membangun di atas platform. Esoko menjadi contoh bahwa menemukan model bisnis yang tepat tidaklah mudah, namun donor dan pemerintah memiliki peran dalam mendukung suatu intervensi baru.


[1] Selain sumber yang dikutip dalam teks, ringkasan ini juga mengacu pada Gakuru, Winters, dan Stepman (2009).

[2] Esoko, yang diawali sebagai inisiatif pribadi dengan dorongan dari FAO dan PBB, menjadi mitra program USAID MISTOWA di Afrika Barat dan program FoodNet CIAT di Uganda, didukung bantuan hibah sebesar US $ 11 juta. Baru-baru ini, IFC (anggota Kelompok Bank Dunia) dan Soros Economic Development Fund (dana investasi nirlaba yang berfungsi untuk mengurangi kemiskinan dan kemerosotan masyarakat) masing-masing menginvestasikan US $ 1,25 juta saham ke Esoko. Investasi tersebut akan memberi para petani kecil dan usaha kecil informasi tanaman tepat waktu yang dapat dibagikan melalui pesan teks, yang memungkinkan petani untuk meningkatkan pendapatan mereka.

REFERENSI

  • Bartlett, S. 2008. “Making the Marketplace Mobile.” ICT Update No. 44, http://ictupdate.cta.int/en/Feature-Articles/Making-themarketplace-mobile, accessed May 2011.
  • Donner, J. 2009. “Mobile-Based Livelihood Services in Africa: Pilots and Early Deployments.” In Communication Technologies in Latin America and Africa: A Multidisciplinary Perspective, edited by M. Fernández-Ardèvol and A. Ros. Barcelona: IN3. Pp. 37–58.
  • Esoko. 2010. African Farmers Get Boost from IFC, Soros Economic Development Fund, and Esoko.” Press release, November 22, 2010. http://www.esoko.com/about/news/pressreleases/2010_10_22_Esoko_IFC_SEDF_Investment.pdf, accessed May 2011.
  • Gakuru, M., K. Winters, and F. Stepman. 2009. “Inventory of Innovative Farmer Advisory Services Using ICTs.” Paper presented at the W3C Workshop on Africa Perspective on the Role of Mobile Technologies in Fostering Social Development, April 1–2, Maputo. https://www.w3.org/2008/10/MW4D_WS/papers/fara.pdf, accessed May 2011.
  • IFC Advisory Services. 2011. Kilimo Salama: Index-Based Agriculture Insurance: A Product Design Case Study. Washington, D.C. <http://www.ifc.org/ifcext/globalfm.nsf/AttachmentsByTitle/Kilimo+Salama%E2%80%93Index-based+Agriculture+Insurance/$FILE/Kilimo+Salama%E2%80%93Indexbased+Agriculture+Insurance-Final.pdf>
  • Magada, D. 2009. “Esoko: The New Market Info System for African Farmers.” BNET, May 2009, http://findarticles.com/p/articles/mi_qa5327/is_353/ai_n31882131/, accessed May 2011.
  • World Bank. 2010. “New Uses for Global Forecasts: FY 10 ECA Innovation Grant.” Istanbul.