Bagaimana Google Menilai Tweet?

Seperti yang pernah saya tulis, sejak bulan Desember kemarin Google mulai menampilkan hasil pencarian real-time selain hasil pencarian reguler pada halaman SERP (Search Engine Result Page) mereka. Hasil pencarian real-time ini menawarkan akses terhadap item-item yang sedang hot untuk suatu query pencarian.

Elemen hasil pencarian Google realtime yang utama adalah tweet. Tweet adalah pesan-pesan yang dikirim oleh pengguna Twitter.com. Amit Singhal, yang mengepalai pengembangan Google realtime, akhirnya mempublikasikan bagaimana cara Google menilai tweet yang tampil pada hasil pencarian realtime.

Tweet juga ada “PageRank” nya

Algoritma PageRank Google mempertimbangkan struktur tautan halaman web. Semakin banyak situs yang menaut ke sebuah situs (misal A ke C, dan B juga ke C) dan makin banyak situs yang menaut ke situs yang menaut (D dan E ke A; F, G, H dan I ke B) maka semakin ‘relevan‘ situs yang ditaut (C).

Bedanya, pada tweet yang dinilai bukanlah tautan, tapi follower. Twitter menggunakan sistem follow, di mana seorang pengguna Twitter mem-follow pengguna Twitter lainnya. Semakin banyak follower, makin kuat ‘reputasi’ tweet pengguna tersebut. Kalau user dengan banyak follower ini mem-follow pengguna Twitter lain, maka reputasi user yang di-follow ini akan terangkat secara signifikan.

“It is more than a popularity contest. One user following another in social media is analogous to one page linking to another on the Web. Both are a form of recommendation.

As high-quality pages link to another page on the Web, the quality of the linked-to page goes up. Likewise, in social media, as established users follow another user, the quality of the followed user goes up as well.”

Pengaruh filter dan algoritma lain

Tingkat reputasi dan follower hanya salah satu cara yang digunakan Google untuk menilai tweet. Hal-hal di bawah ini berpengaruh juga:

1. Hashtag

Pengguna Twitter sering menggunakan “hashtag” pada komentar/tweet yang dilontarkan. Hashtag adalah simbol # yang mengawali sebuah topik, misal; #seo.

Kalau hashtag ini disertakan pada sebuah tweet, dan kalau ada pengguna Twitter lain yang meng-klik hashtag tersebut di Twitter (atau situs lain yang menampilkannya) maka tweet akan ditampilkan pada hasil pencarian real-time.

2. Spam

Meskipun hashtag berguna untuk meningkatkan eksposur sebuah tweet, tapi juga rentan disalahgunakan untuk spammingHashtag yang ‘salah’ bisa memicu filter spam Google.

Amit Singhal tidak menjelaskan secara detil (iya lah, rahasia dapur), hanya disebutkan bahwa Google memodelkan perilaku ber-hashtag ini sedemikian rupa dan cenderung mengurangi eksposur tweet ‘berkualitas rendah’.

3. Signal in the noise

Kata yang sangat populer seperti “Obama” bisa terkandung pada ribuan tweet. Untuk menemukan tweet yang ‘relevan’ Google mencari “signal in the noise“. Sinyal ini bisa berupa peningkatan jumlah tweet yang menyebutkan kata kunci lain setelah atau sebelum “Obama”, misal “once Indonesian”. Tweet yang mengandung sinyal ini akan dipilih untuk hasil pencarian real-time.

Problem dengan Google realtime ini untuk pejuang SEO adalah penampakannya pada SERP yang sangat singkat. Waktu dan effort yang harus diinvestasikan untuk tampil di hasil pencarian real-time ini sebaiknya dikeluarkan saja untuk hasil pencarian reguler. Hasil pencarian reguler biasanya bertahan dalam waktu yang lama, sedangkan hasil pencarian realtime hanya muncul beberapa menit (kadang lebih singkat).

Tags:, ,